Custom Search

Sabtu, 05 April 2008

Karya Ilmiah


.

Pengertian Karya Ilmiah

A. Pengertian dari Ahli Bahasa

Karya Ilmiah terbagi atas karangan ilmiah dan laporan ilmiah. Karangan ilmiah adalah salah satu jenis karangan yang berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya. Suatu karangan dari hasil penelitian, pengamatan, ataupun peninjauan dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Penulisannya berdasarkan hasil penelitian

2. Pembahasan masalahnya objektif sesuai dengan fakta

3. Karangan itu mengandung masalah yang sedang dicarikan pemecahannya

4. Baik dalam penyajian maupun dalam pemecahan masalah digunakan metode tertentu

5. Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur, dan cermat

6. Bahasa yang digunakan hendaklah benar, jelas, ringkas, dan tepat sehingga tidak terbuka kemungkinan bagi pembaca untuk salah tafsir.

Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu.

B. Kombinasi Pengertian Hand Out dan Ahli Bahasa/ Analisis Pribadi

Karya ilmiah adalah salah satu jenis karangan ataupun laporan yang berisi serangkaian hasil pemikiran, pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, sebagai wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain, yang disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa, sesuai dengan sifat keilmuannya, dan isinya dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya atau keilmiahannya.

Suatu karya dapat dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat sebagai berikut :

  1. Penulisannya berdasarkan hasil penelitian, disertai pemecahannya

2. Pembahasan masalah yang dikemukakan harus obyektif sesuai realita/ fakta

  1. Tulisan harus lengkap dan jelas sesuai dengan kaidah bahasa, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD), serta Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI)
  2. Tulisan disusun dengan metode tertentu
  3. Tulisan disusun menurut sistem tertentu
  4. Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur, ringkas, tepat, dan cermat sehingga tidak terbuka kemungkinan adanya ambiguitas, ketaksaan, maupun kerancuan.

C. Contoh-contoh Judul Karya Ilmiah

Fera Noviati. 2004. Upaya Pemanfaatan Tongkol Jagung sebagai Sumber Serat dalam Pelet Ransum Komplit untuk Domba. Skripsi.

Muslih Al Ma'arif. 2004. Efek Penambahan Jamu Nature Lay dalam Ransum terhadap Kadar Amonia Manur Ayam Petelur. Skripsi.

Hilda Sari Byryl Fitria.2004. Pemanfaatan Mulsa Chromolaena odorata untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Produksi Leguminosa serta Aktivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula.

Riska Miasari. 2004. Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Bahan Baku Wafer Ransum Komplit Pakan Domba.

Yayah B. Lumintang. 1980. Pola Kalimat Ragam Bahasa Indonesia Tulis Fungsional.

William Labov. 1968. “The Reflection of Social Processes in Linguistics Structures”. Dalam J.A. Fishman. Editor. Reading in the Sociology of Language.

Analisis Tata Tingkat Unit Bahasa

Struktur Hirarkhi Bahasa Indonesia

1. Fonem

Adalah kesatuan bunyi yang terkecil, yang membedakan makna bunyi bahasa dalam bidang fonemik/ dasar-dasar fonologi.

Contoh:

lusa : rusa, lebah : rebah, lawan : rawan, bala : bara, para : pala, sangkal : sangkar, dan bantar : bantal, dan seterusnya.

Fonem dibedakan menjadi 2 yaitu:

  1. Fonem Vokal

1. vokal tunggal (contoh: a, i, e, u, o)

2. vokal rangkap/diftong (contoh: ai, au, oi)

  1. Fonem Konsonan

1. nasal : m, nm, ny, ng (bila keluar melalui rongga hidung)

1. oral : b, c, d, f, g, dst. (kecuali vocal: keluar melalui rongga mulut).

2. Morfem

Merupakan satuan terkecil, atau satuan gramatikal terkecil dari kesatuan pembetukan kata dan dapat dibedakan artinya.

Identifikasi Morfem:

  1. Morfem Bebas dan Morfem Terikat

Morfem bebas adalah morfem yang tanpa kehadiran morfem lain dapat muncul dalam ujaran. Contoh: pukul, ambil, potong, gali, dll.

Morfem terikat adalah morfem yang tanpa digabung dulu dengan morfem lain tidak dapat muncul dalam ujaran. Semua imbuhan (afiks) dalam bahasa Indonesia adalah morfem terikat. Contoh: duduklah, bergabung, menyanyi, terbawa, dll

  1. Morfem Utuh dan Morfem Terbagi

Klasifikasi morfem atas morfem utuh dan morfem terbagi berdasarkan bentuk formal yang dimiliki morfem tersebut, yaitu apakah merupakan satu kesatuan yang utuh atau merupakan dua bagian yang terpisah atau terbagi, karena disisipi morfem yang lain. Contoh morfem utuh, seperti (meja), (kursi), (laut), dan (pensil). Begitu juga dengan sebagian morfem terikat, seperti (ter-), (ber-), (henti), dan (juang). Sedangkan morfem terbagi adalah sebuah morfem yang terdiri dari dua bagian yang terpisah, satu di awal dan satu di belakang. Contoh: kata perbaikan, terdiri dari satu morfem utuh, yaitu (baik) dan satu morfem terbagi, yaitu (per-/-an).

  1. Morfem Bermakna Leksikal dan Morfem tidak Bermakna Leksikal

Morfem bermakna leksikal adalah morfem-morfem yang secara inhern telah memiliki makna pada dirinya sendiri tanpa perlu berproses dulu dengan morfem lain. Contoh: kolam, pasang, marah, dll. Adapun morfem tidak bermakna leksikal adalah morfem yang tidak mempunyai makna apa-apa pada dirinya sendiri. Morfem ini baru mempunyai makna dalam gabungannya dengan bentuk lain dalam ujaran. Contohnya: (ber-), (me-), dan (ter-).

3. Kata

Merupakan kumpulan bunyi ujaran atau satuan bahasa yang memiliki satu pengertian, mengandung arti, atau dalam bahasa tulis, kata dinyatakan sebagai susunan huruf-huruf yang mempunyai arti yang jelas (huruf konsonan dan vokal).

Jenis-jenis kata: kata benda (nomina), bilangan (numeralia), depan (preposisi), ganti (pronomina), sifat (adjektiva), kerja (verba), keterangan (adverbia), sandang, sambung (konjungsi), dan seru.

4. Frasa

Adalah suatu konstruksi atau satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih, yang tidak berciri klausa dan yang pada umumnya menjadi pembentuk klausa. Frase juga berperan mengisi fungsi sintaksis, baik sebagai subjek, predikat, objek maupun keterangan.

Contoh: mahasiswa UNY, kemarin petang, bakti sosial, sudah datang, dll.

5. Klausa

Adalah satuan gramatikal yang disusun oleh kata dan atau frase, dan mempunyai satu predikat. Atau dapat dikatakan frase adalah gabungan dua kata atau lebih yang memiliki struktur sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan predikat dan mempunyai potensi menjadi kalimat. Predikat dapat berwujud nomina, verba, adjektiva, numeralia, pronomina, atau frase preposisional.

Contoh: Tanaman itu subur.

6. Kalimat

Adalah satuan bahasa yang secara relatif dapat berdiri sendiri, mempunyai intonasi final, dan secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa (minimal ada unsur subjek dan predikat). Dalam ragam tulis kalimat itu sebagian besar ditandai oleh huruf kapital di awalnya dan tanda akhir seperti titik, tanda tanya, tanda seru, dsb.

Contoh: - Mereka menikah kemarin.

- Mengapa dia terlambat?

Jenis-jenis kalimat yaitu: kalimat langsung, tidak langsung, verbal, nominal, tanya, berita, perintah, ajakan, permintaan, pengharapan, aktif dan pasif.

7. Paragraf

Merupakan sebuah unit bacaan (bisa terbangun dari satu, dua, tiga kalimat dan seterusnya) yang pada umumnya mengemukakan sebuah pikiran atau gagasan saja, serta tersusun secara runtut, logis, lengkap, utuh dan padu. Paragraf terdiri atas sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan satu pikiran utama atau gagasan pokok sebagai intinya.

Macam-macam Paragraf

  1. Paragraf deduktif

Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas. dari hal-hal yang bersifat umum ke hal yang lebih khusus. Gagasan utama/pikiran utama terletak pada kalimat pertama dalam suatu paragraf.

Contoh:

Indonesia dikenal sebagai negara maritim. Oleh sebab itu, Indonesia kaya akan hasil laut, antara lain ikan dan mutiara. Selain itu, Indonesia juga kaya akan objek wisata maritim.

  1. Paragraf Induktif

Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik. Dari hal-hal yang bersifat khusus ke hal yang lebih umum. Gagasan utama/pikiran utama terletak pada kalimat terakhir dalam suatu paragraf.

Contoh:

Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancar. Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa alat komunikasi yang penting, efektif, dan efisien

  1. Paragraf Campuran/ kombinasi

Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik. Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf.

Contoh:

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.

Berdasarkan sifat dan tujuannya, ada lima jenis paragraf yaitu deskripsi, narasi, argumentasi (alasan), persuasi (ajakan), dan eksposisi (memaparkan).

8. Wacana (Discourse)

Adalah ‘kesatuan makna (sematis) antarbagian di dalam suatu bangun bahasa’. Sebagai kesatuan makna, wacana dilihat sebagai bangun bahasa yang utuh karena setiap bagian di dalam wacana itu berhubungan secara padu. Di samping itu, wacana juga terikat pada konteks.

Berdasarkan saluran komunikasi, wacana dibedakan menjadi wacana lisan dan wacana tertulis. Menurut Leech (1974), wacana dapat diklasifikasikan atas:

v wacana ekspresif, apabila wacana itu bersumber pada gagasan penutur atau penulis sebagai sarana ekspresi, seperti wacana pidato;

v wacana fatis, apabila wacana itu bersumber pada saluran untuk memperlancar komunikasi, seperti wacana perkenalan pada pesta;

v wacana informasional, apabila wacana itu bersumber pada pesan atau informasi, seperti wacana berita dalam media massa;

v wacana estetik, apabila wacana itu bersumber pada pesan dengan tekanan keindahan pesan, seperti wacana puisi dan lagu;

v wacana direktif, apabila wacana itu diarahkan pada tindakan atau reaksi dari mitra tutur atau pembaca, seperti wacana khotbah.

Struktur wacana yang utuh terdiri atas bagian awal, tubuh wacana dan bagian akhir.

Secara garis besar struktur wacana terdiri dari:

1. pendahuluan/pembuka

2. isi

3. penutup

Kerangka Wacana

Penataan ide di dalam kerangka di susun dengan pola berikut ini:

1. Kronologis

2. Perbandingan/ Pertantangan

3. Topikal (membagai topik menjadi sub-subtopik)

4. Solusi

5. Opini alasan

6. Sebab akibat

Contoh Kerangka Wacana

Topik: Arti Sebuah Keyakinan dalam Kehidupan

1. Percaya 100% tanpa ada keraguan

1.1 meyakini dalam hati, berikrar, serta bertindak

1.2 mengingkari dengan yang tidak diyakini

2. Mengikuti, mentaati

2.1 bertindak sesuai keyakinan

2.2 melaksanakan konsekuensi keyakinan

2.2 meninggalkan yang bertentangan dengan yang diyakini

3. Bergerak

3.1 senantiasa menuntut ilmu

3.2 berjuang demi membela keyakinan

3.3 meningkatkan kualitas diri

4. Sesuai arah, petunjuk/ guideline

4.1 menjaga keistiqomahan keyakinan

4.2 berhati-hati dalam bertindak.

Daftar Pustaka

Akhaidah, Sabarti, dkk. 1996. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Brotowidjoyo, Mukayat D. 1993. Penulisan Karangan Ilmiah. Edisi kedua. Jakarta: Akademika Presindo.

HP, Achmad.1996. Linguistik Umum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Iskandar, H. Y. 1994. Komunikasi Interpersonal. Jakarta: Graha Medicopharma Communication.

Kushartanti, dkk. 2005. Pesona Bahasa, Langkah Awal Memahami Linguistik.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Lembaga Penelitian dan Pengembangan Bina Nusantara. 1998. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: LPPBN.

Lembaga Penelitian dan Pengembangan Bina Nusantara. 1998. Review Bahasa Indonesia. Jakarta: LPPBN.

Rifai, Mien A. 1995. Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan dan Penerbitan Karya Ilmiah Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Sudarno. 1996. Terampil Berbahasa Indonesia. Jakarta: PT Hikmat Syahid Indah.

Tambunan, Kamariah dan Muhartoyo. 1995. Cara Menyusun Sari Karangan: Buku Panduan. Jakarta: Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah – LIPI.

www.geoties.com/liacybercampus.2006. ”Pedoman Skripsi”. Kamis, 01 Maret 2007.

www.pustaka.usm.my/docus.2007. “Karya Ilmiah”. Rabu, 14 Maret 2007.

setstats1




Artikel Sejenis :



Tidak ada komentar: